Hikayat Gulai Paku

Di Ranah Minang, Gulai Pakis disebut Gulai Paku sehingga Ketupat Gulai Pakis disebut pula Ketupat Gulai Paku. Masakan ini terkenal enak dan sangat disukai orang Minang untuk sarapan. Sesudah sarapan, mereka tetap makan nasi, namanya Makan Pagi. Intinya, tak disebut makan jika tidak makan nasi walaupun telah sarapan ketupat 2 piring.. hehe.

Urusan Gulai Pakis ini ternyata tak bisa diselesaikan di Ranah Minang saja. Seorang Pariaman membawa Ketupat Gulai Pakis untuk dijual di Jakarta. Berbekal payung besar dan sebuah gerobak, ia mangkal saban pagi di dekat mall pinggiran Jakarta. Di kaca gerobak tertulis "Ketupat Sayur. Masakan Padang". Padahal saya tahu persis ia adalah orang Pariaman, bukan orang Padang.

Pagi ini ia apes. Ternyata penjual daun pakis yang menjadi langganannya tidak datang. Sementara stok sudah habis. Dengan kesal terpaksa ia memilih satu di antara dua pilihan : Tidak berjualan dengan resiko tidak ada pemasukan hari ini, atau tetap berjualan dengan resiko harus mengganti gulai. Akhirnya pilihan jatuh pada alternatif kedua. Digulainyalah buah nangka sambil mengumpat-umpat.

Setelah menggelar tenda di tempat mangkal, merapatlah sebuah mobil mentereng ke gerobaknya. Tak lama kaca depan terbuka dan menjulurlah sebuah kepala milik lelaki paruh baya. Dari gayanya tampaknya ia orang Minang juga.

"Ada Ketupat?" tanyanya tanpa turun dari mobil. Perlu diketahui, cara seperti ini dianggap tidak sopan di Minang.

"Ada, Pak." Jawab si Penjual menahan kekesalannya.

"Apo Gulainya?" Si lelaki mulai berbahasa Minang menanyakan gulai.

"Gulai Cubadak (nangka), Pak"

"Oh, mengapa tak pakai gulai paku?" Si penjual masih kesal dan sekarang suhu kekesalannya bertambah naik dengan gaya si lelaki yang tak sopan itu.

"Susah mencari paku sekarang Pak."

"Ah, kamu aja yang pemalas. Datang aja ke Toko Material. Di sana sambuah* paku dengan berbagai ukuran" (* banyak)

Sekarang si penjual sudah marah. Rasanya sudah mendidih di ubun-ubun. Ia tak peduli lagi lelaki paruh baya ini membeli dagangan atau tidak. Keluarlah jawabannya.

"Bagha kilo paku tu ka Apak kandak-an? Bia den tolong manggulaikan !!!"

Si lelaki terdiam, jual beli batal.

Post a Comment

2 Comments

  1. Translate please, because I cant's speak Minangese. :p

    ReplyDelete
  2. "Bagha kilo paku tu ka Apak kandak-an? Bia den tolong manggulaikan !!!"

    "Bapak maunya paku berapa kilo? Biar saya bantu memasaknya !!!"

    ReplyDelete

Recent Posts